Wednesday, April 27, 2016

Kamus mini istilah-istilah dalam dunia penerbangan

Seputar Bandara

Alternate Aerodrome : Bandara alternatif yaitu bandara lain yang akan dipilih jika tidak bisa mendarat di bandara tujuan
Apron : Tempat parkir pesawat
Arrival : Bagian kedatangan
Aviation : Institusi atau suatu lembaga penerbangan
Boarding : Naik ke pesawat
Cabin Attendant : Penjaga Kabin atau lebih dikenal dengan Pramugari atau Pramugara
Climbing : Saat pesawat sedang terbang naik
Connecting Flight : Pergantian pesawat lain atau menggunakan airline lain biasanya saat transit
Cabin Crew : Pramugari atau Pramugara
Baggage : Bagasi yaitu barang barang bawaan
Crash : Kecelakaan
Cruising : Pesawat sedang terbang datar
Ditching : Mendarat darurat di air
Dangerous Good : Barang-barang yang termasuk dalam daftar membahayakan keselamatan penerbangan
Departure : Keberangkatan
Descending : Pesawat sedang terbang turun
Control Air Space : Ruang udara yang dikendalikan
FIR : Flight Information Region
UIR : Upper Information Region
Destination : Tujuan akhir suatu penerbangan
Divert : Mendarat di bandara yang bukan tujuan – dialihkan ke bandara lain
Force Landing : Pendaratan dilakukan di luar Bandara
Holding Area : Tempat pesawat menunggu di udara, dengan cara berputar-putar biasanya menunggu antrian untuk landing
Flight attendance : Pramugari/ pramugara
Emergency Landing : Pendaratan darurat yang dilakukan di bandara F
light : Penerbangan
Holding Bay : Tempat pesawat menunggu di darat biasanya menunggu antrian untuk berangkat
Pax (Passenger) : Penumpang pesawat udara
Runway : Tempat pesawat mengambil ancang-ancang dalam takeoff atau juga sebagai tempat landing
Security check : Pemeriksaan keamanan
Check-in : pengecekan yang menyangkut identitas penumpang, tujuan keberangkatan dan Lain-lain
Boarding ticket/ pass : Tanda untuk masuk ke dalam pesawat
Pay Tax : Membayar pajak untuk negara baik skala domestik maupun internasional
Take off : Pesawat terbang landas
Landing : Pesawat mendarat
Check-in luggage : Tas yang disimpan di bagian kargo dalam pesawat.
Carry-on luggage : Juga disebut hand luggage, dibawa oleh penumpang ke dalam kabin pesawat. 
Anything to declare? : Pertanyaan ini diajukan oleh Petugas bea dan cukai, “Apakah Anda membawa benda-benda seperti alkohol dan rokok?”
Safety belt : Sabuk Keamanan
Metals : Benda-benda seperti perhiasan, uang logam, dan kunci.
Aisle seat : Kursi di dalam pesawat yang terletak di pin


Seputar ucapan Pilot dalam pesawat

AVIATION ALPHABET: seperti fonetik alphabet lainnya, pilot juga menggunakannya. Sebagai contoh: alfa untuk A, bravo untuk B, Charlie untuk C, delta untuk D, dsb.
BASE: disebut sebagai home-airport di mana kru pesawat lepas landas dan akan kembali lagi.
BLOCK TIME: berbeda dengan istilah flight time yang dihitung dari take off menuju landing, block time berarti waktu antara pesawat meninggalkan bloknya sampai ia kembali pada blok lagi di terminal bandara tujuan.
(You might also hear “push back” which refers to the aircraft moving away from its parking position.)
BOX: tidak cuma berarti black-box, box ini mengarah kepada seluruh perangkat keras elektronik yang ada di dalam pesawat terbang. Pilots may say they need a “box change” and electronic parts in a modern aircraft are contained within a box (like a small draw) that pulls out easily to be swapped for a replacement.
CREW DUTY: this is the period of time that a pilot (or other flight crew) is permitted to work in one continuous period without a rest (“crew rest”).
CROSSCHECK: ketika pilot dan seluruh kru saling mengecek tugas satu sama lain untuk verifikasi.
FBO: “Fixed Base Operator”, sebuah center private jet lengkap dengan pelayanan untuk kru dan passengernya.
GO-AROUND: ketika pilot tidak mau mendarat dahulu atau ATC memberikan sinyal untuk tidak mendarat, biasanya diikuti dengan sirkuit sirkuler. “holding pattern” akan terjadi ketika pilot meminta izin pada ATC untuk menginisiasi proses "landing approach"
GONE TECH: this means that an aircraft has a technical fault and is not able to fly.
HOW’S THE RIDE?: pilot berbicara satu sama lain melalui sinyal radio, sedang mengecek level dari turbulensi yang terjadi, biasanya disebut juga “chop”.
MACH: suatu satuan pengukuran kecepatan dibandingkan dengan kecepatan suara, di mana 1 mach setara dengan kecepatan suara. It is named after Ernst Mach, an Austrian physicist, who first devised the measurement.
MAYDAY: suatu ekspresi yang menyatakan permohonan tolong. The term comes from the French “m’aidez” (meaning “help me!”).
MET: dalam bentuk "checking the mets" atau "met conditions" berarti cuaca

Seputar bagian-bagian pesawat

Fuselage : badan pesawat
Tail Section : ekor pesawat
Wings : sayap pesawat
  • Leading edge : merupakan bagian depan dari wing yang pertama terkena aliran udara. Pada pesawat-pesawat besar umumnya di leading edge juga terdapat leading edge flap.
  • Trailing edge : merupakan bagian belakang dari wing, dimana terdapat aileron, aileron tab, dan flap.
  • Wing root : merupakan bagian wing yang melekat pada fuselage.
  • Wing tip : merupakan bagian wing yang paling jauh dengan fuselage atau bagian paling ujung dari wing. Pada wing tip biasanya terdapat tambahan berupa winglet atau wing tip tank pada jenis pesawat tertentu.
Flight Controls : sistem kemudi
Landing gear : sistem roda
Engine : mesin pesawat
Aileron : (Terletak pada wing) bidang kendali pada saat pesawat melakukan roll.
Elevator : (Terletak pada horizontal stabilizer) bidang kendali pada saat pesawat melakukan pitch (pitch up or down).
Rudder : (Terletak pada vertical stabilizer) bidang kendali pada saat pesawat melakukan yaw.
Turbofan : digunakan umumnya pada pesawat transport sipil atau pesawat subsonic.
Turboprop : seperti halnya piston engine, turboprop menggunakan setingan propeller.
Turboshaft : digunakan pada helikopter.
Turbojet : engine ini digunakan untuk pesawat supersonic pada pesawat tempur militer.

Monday, January 11, 2016

OPEN SKY (or skyfall?)

"Jika anda tahu mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka anda harus tahu mengenai ASEAN OPEN SKY"

Akhir tahun 2015, masyarakat Indonesia ditantang dengan adanya pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Secara singkat MEA membuka batasan-batasan perdagangan barang, jasa, bahkan tenaga kerja (khususnya tenaga professional) di kalangan anggota ASEAN. Hal ini membuat perubahan yang besar dalam persaingan bursa tenaga kerja pada tahun-tahun mendatang,

"jadi jangan heran jika dalam waktu dekat kita kedatangan akuntan dari Vietnam, dokter dari Malaysia, bahkan pengacara dari Singapore di Indonesia." 

(mengenai MEA selengkapnya)



namun tahukah anda, pada awal 2016 ASEAN Open Sky Policy diberlakukan?

jika anda ditanya, "Maukah anda terbang dari Surabaya menuju Jakarta menggunakan Malaysia Airlines dengan tiket yang sama harga dengan Garuda Airlines?" apa jawab anda?
ASEAN Open Sky Policy merupakan kebijakan untuk membuka wilayah udara antar sesama anggota negara ASEAN. Itu berarti tidak lain merupakan bentuk liberalisasi aturan dan pengaturan dalam industri penerbangan sipil internasional, khususnya pada penerbangan komersial dengan meminimalkan intervensi pemerintah dalam aktivitasnya sehingga terbukanya pasar bebas industri.
(based on Bali Concord II yang dideklarasikan pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN tahun 2003.)



lalu apa efeknya?
akibatnya, untuk bertahan dalam arus Open Sky, persaingan menjadi semakin ketat, dan perusahaan tidak cukup hanya fokus untuk memenangkan kompetisi dengan mengalahkan Kompetitor, namun juga harus melakukan analisa perubahan lingkungan bisnis mereka untuk menghasilkan suatu inovasi yang kreatif, sehingga suatu maskapai dapat dikatakan berbeda dari perusahaan Negara lain.

APAKAH INDONESIA SIAP MENGHADAPI OPEN SKY POLICY?

Tujuan artikel ini adalah menyampaikan kondisi Kedirgantaraan yang ada di Indonesia saat ini, silahkan pembaca menyimpulkan sendiri :) dan data di bawah diambil dari pengamatan secara personal dan referensi-referensi yang dapat dipercaya

1. Indonesia Negara Kepulauan, PASAR YANG STRATEGIS / SASARAN EMPUK?

sebagai Negara kepulauan, transportasi melalui jalur udara adalah jawaban yang sangat baik untuk mengatasi masalah waktu dan biaya. Tingginya kebutuhan transportasi udara di Indonesia adalah lahan yang bagus untuk meningkatkan transportasi udara Indonesia, namun sekaligus menjadi pedang bermata dua dengan adanya persaingan bebas Open Sky ini. Pertanyaannya, dengan membuka wilayah udara Indonesia, apakah perkembangan maskapai Indonesia akan diterkam dengan serbuan maskapi luar yang melihat Indonesia sebagai sasaran empuk?

2. Kondisi kedirgantaraan Indonesia?


irosnisnya, di tengah melejitnya nama Garuda Airlines, serta di saat bisnis penerbangan di Indonesia mulai menggeliat, dan ketika era liberalisasi penerbangan sudah di depan mata, kita justru mengalami kendala dalam system pengendali  lalu lintas udara (Air Traffic Control), Seperti dikemukakan oleh Federal Aviation Administration Juni 2007, penerbangan Indonesia pada “kategori 2” atau tidak layak dan tidak aman. Hal ini berarti Indonesia belum memenuhi standar minimum keamanan terbang internasional seperti tercantum dalam peraturan International Civil Aviation Organization (ICAO). dalam hal ini, bagaimana sikap kita menghadapi Negara tetangga kita yang sudah lebih siap untuk menyambut Open Sky ini, Malaysia dan Singapura?

3. Kesiapan MASYARAKAT INDONESIA

Seperti pertanyaan yang saya ajukan di awal, kebanyakan masyarakat Indonesia masih memandang produk dalam negri sebelah mata, sama halnya dengan bisnis penerbangan ini. Bayangkan ketika penerbangan antar bandara internasional di Indonesia anda diperhadapkan dengan pilihan menggunakan maskapai lokal dengan maskapai asing dengan harga tiket yang sama (atau mungkin maskapai asing lebih murah!)
banyak masyarakat Indonesia yang belum sadar akan potensi besar yang dimiliki bangsanya dalam berbagai bidang sehingga lebih bangga menggunakan produk asing (yang sebenarnya kebanyakan dibuat di Indonesia). Sejak saya menjadi mahasiswa, selalu ditekankan bagaimana kita sebagai ujung tombak bangsa dalam berbagai arus perekonomian dunia, khususnya dalam ASEAN Economy Community... namun apakah kita benar-benar siap berjuang demi Negara?

"atau mungkin kita lebih tertarik mengenakan pakaian produksi asing yang kualitasnya tidak jauh beda dengan pakaian lokal? lebih bangga mempunyai dokter berwarganegara asing yang kemampuannya sama dengan dokter-dokter Indonesia? Menggunakan maskapai luar hanya karena alasan prestis dan harga diri?"


ASEAN Open Sky = PELUANG/ANCAMAN?

Sebagai negara terbesar di ASEAN, Indonesia harus memanfaatkan peluang yang legit ini. Dengan pasar domestik yang luas dan sektor maskapai penerbangan lokal yang bertumbuh pesat serta sangat kompetitif, Indonesia harus bisa memanfaatkan peluang besar dari kebijakan ASEAN Open Sky. Indonesia sebagai negara kepulauan dan berpenduduk terbesar di Asean memiliki potensi pasar angkutan udara yang sangat tinggi dibandingkan negara Asean lainnya.
bagi orang yang takut akan perubahan, Open Sky memang adalah momok yang MENGANCAM, namun bagi orang yang melihatnya sebagai PELUANG, merekalah yang bisa membawa perubahan
saya percaya Indonesia bisa jika kita semua berjuang bersama-sama. akhir kata, HIDUP DIRGANTARA INDONESIA!

"Open Sky will bring prosperity to national Airlines." - INACA Chairman Arief Wibowo



referensi : MarkPlusInstitute , Beritasatu

(11 Januari 2016, Indonesia Terbang!)